Selasa, 02 Februari 2016

Pertanyaan Munkar & Nakir

Seorang yang baru masuk di alam kubur atau alam "BARZAKH" dikala itulah dia terkenang akan perbuatannya. Teringatlah dia akan dosanya. Menyesallah dia akan perbuatan dirinya. Mengapa dia selalu menuruti hawa nafsunya. Mengapa dia berlengah-lengah saja? Mengapa dia tidak mau segera bertobat? Padahal suara hatinya yang kudus dalam dirinya selalu memberi peringatan. Contoh sudah terlalu banyak. Ibu dan Bapak telah meninggal dunia. Tua, muda, kecil dan besar tidak kecuali. Kadang-kadang dirinya sendiri turut mengantar ke kuburan. Tapi hal itu dianggap "biasa" saja. Tidak diambil perhatian:


{1} ﺃَﻟْﻬَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﺘَّﻜَﺎﺛُﺮُ
{2} ﺣَﺘَّﻰ ﺯُﺭْﺗُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮَ
{3} ﻛَﻠَّﺎ ﺳَﻮْﻑَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
{4} ﺛُﻢَّ ﻛَﻠَّﺎ ﺳَﻮْﻑَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
{5} ﻛَﻠَّﺎ ﻟَﻮْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻋِﻠْﻢَ ﺍﻟْﻴَﻘِﻴﻦِ
{6} ﻟَﺘَﺮَﻭُﻥَّ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢَ
{7} ﺛُﻢَّ ﻟَﺘَﺮَﻭُﻧَّﻬَﺎ ﻋَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻴَﻘِﻴﻦِ
{8} ﺛُﻢَّ ﻟَﺘُﺴْﺄَﻟُﻦَّ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﻌِﻴﻢِ

"Sia-sia hidup kamu! Yang cuma ingin membanyakkan harta! Sehingga kamu diantar ke kuburan. Jangan begitu! Kamu akan mengalami! Kemudian pasti kamu akan mengalami! Tidak begitu kamu akan mengalami dengan pengetahuan yang yakin.

Pasti kamu akan melihat api neraka. Sudah itu pasti kamu akan melihatnya dengan mata yang yakin. Sudah itu pasti kamu akan ditanya tentang nikmat di hari itu."

Kini dia sedang mengalami dengan saksi mata yang yakin. Kini benar-benar kenyataan dirinya sendiri yang mengalami.

"Amboi... alangkah dongonya aku! Alangkah bebalnya diriku! Hidupku di dunia hanya menuruti kehendak nafsuku! Oh syetan! Betul-betul terkutuklah engkau! Engkau telah memperdayakan aku!" 

Sedang dia terpaku dalam kebingungan. Ketakutan dan kekuatiran! Timbullah penyesalan yang tidak habis-habisnya. Tiba-tiba dilihat dua makhluk raksasa datang menghampirinya. Seram, hebat rupanya dan menakutkan sehingga gemetar sandi dan tulangnya, dan terbang semangatnya.

"Hai insan yang durhaka!"

"Sekarang giliranmu untuk menjawab pertanyaan kami. Bersiaplah engkau untuk menjawabnya."

"Siapakah Tuhanmu?"

"Siapakah Nabimu?"

"Apa agamamu?"

"Apakah kitabmu?"

"Dan siapakah saudaramu?"

Mendengar pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir demikian, ia menjadi gugup. Bibirnya gemetar. Terasa berat bibirnya akan menjawab "Allah Tuhanku". Karena selama hidup di dunia dia anti "Allah", karena bibirnya bibirnya tidak mengucap "kalimat Allah", karena dia meninggalkan sembahyang lima waktu.

Hendak mengaku Muhamad Nabiku, lidah berat mengucapkannya karena selagi hidupnya tidak pernah mengucap  kalimat syahadat.

Untuk menjawab ka'bah kiblatku, pun demikian pula, meskipun hatinya tahu, namun mulutnya berat untuk menjawabnya, karena dia tidak pernah menghadap kiblat, lantaran dia tidak pernah sholat.

Dan beberapa pertanyaan-pertanyaan lagi dia tidak bisa menjawabnya! Pendek kata semua pertanyaan-tanyaan itu tidak dapat dijawabnya.

Munkar dan Nakir menjadi murka seketika itu mengangkat cambuknya lalu memecut dia Tar! Tar! Tar, "Terima ini hadiah kami!" Seketika itu melecutlah cambuk malaikat ke tubuhnya bertubi-tubi seribu kali cambukan.

Dia melolong, menjerit kesakitan. Akan tetapi dua malaikat tidak merasa belas kasihan. Dihantamnya terus cambuk itu melecut berkali-kali sampai ia pingsan tidak sadar dirinya lagi. Setelah ia sadar, malaikat itu sudah pergi.

Aduh sakitnya! Sekujur badannya berasa nyeri. Bekas pecut tampak menjurai-jurai pada badannya. Begitulah nasib orang yang meninggalkan sembayang dan begitulah nasib orang yang berdosa.

Kemudian tidak berapa lama, muncullah sosok tubuh manusia, yang keji rupanya dan menjijikkan. Sekujur tubuhnya penuh koreng dan borok! Dari borok-boroknya itu mengalir nanah dan darah yang sangat busuk baunya. Pakaiannya rombeng, compang-camping dan sangat bau pula.

"Hai siapa kamu?" kata si mati. "Kenapa kamu kemari? Hai orang yang busuk! Apa hubunganmu dengan aku, maka kamu datang kemari?"

"Pergilah hai kamu orang yang busuk, aku sangat jijik melihatmu!"

Kata orang busuk itu yang tidak bukan adalah amalnya ketika di dunia itu berkata:

"Hai insan durhaka! Tidak usah kau mengusir aku. Meskipun bagaimana, tidak aku akan pergi meninggalkan kau! Tahukah kamu, akulah amalmu! Maka karena perbuatanmulah aku jadi begini. Tidak satu pun amalmu yang shalih. Hidupmu hanya menuruti hawa nafsu. Penuh dengan dosa dan nista. Durhaka kepada Allah ta'ala."

"Mengapa kamu jijik melihat keadaanku begini? Sedang ketika hidupmu tidak segan-segan berbuat amal yang keji?"

"Mengapa aku harus pergi dari sisimu? Karena inilah aku amal perbuatanmu? Sebagaimana kamu suka berbuat amal yang keji, maka karena itu aku aku suka kepadamu, dan tidak aku berpisah padamu selama-lamanya!"

Setelah mengucapkan kata-kata demikian, lalu melompatlah ia menubruk orang itu, serta merangkullah sekuat-kuatnya! 

Meskipun  ia berontak sekuat-kuatnya untuk melepaskan diri daripadanya, tapi sia-sia belaka. Semakin berontak semakin kuat pelukannya. . . .

Cobalah bayangkan. Demikian antara lain siksaan kubur dan bermacam pula lagi yang akan diterimanya, karena bermacam pula dosanya.

Dosa meninggalkan sholat, dosa meninggalkan puasa, dosa tidak menguarkan zakat, dosa, dosa, dosa dan sebagainya.

Wallahu a'lam

®®®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar