Minggu, 20 Oktober 2013

MENGHILANGKAN SIFAT KIKIR

Di dalam hidup di dunia kita tak lepas dari bersosialisasi terhadap sesama, saling menyapa dan berbagi. Namun terkadang kita tak menyadari sifat bakhil dan kikir di dalam hati kita. Membuat kita enggan untuk hidup berdampingan dengan orang orang di sekitar kita. Bahkan ada sebagian orang enggan untuk bersedekah. Batin bisa terekat dengan adanya solidaritas. Selalu, apabila seseorang itu pemurah, Bathinnya semakin tenang, dan bahagia., karena ia bisa berbagi dan menolong orang lain. Kesenangan hati membuat Bathin dan Fisik menjadi sehat
. "Obatilah penyakitmu dengan memberikan sedekah kepada orang lain". (Hadist riwayat daud). Bahkan di riwayat yang lain "pemberian terhadap orang yang miskin merupakan sedekah, sekaligus perekat ukhuwah (siratuh rahim)."
Berangkat dari ke maslahatan ini, Sejak awal islam mencanangkan anti ke bathilan untuk menghindari sifat buruk yang ada pada diri kita. Imam Alghozhali memberikan beberapa terapi.
Pertama dzikrur maut. (mengingat mati). Dengan mengingat Kematian, seseorang akan Sadar dari sifat Tamak dan Serakah terhadap dunia. Keimanan yang kuat akan mengantarkan setiap kita kepada religi. Bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Yang terpenting dan utama adalah, mempersiapkan bekal menuju kehidupan Akhirat yang lebih abadi.  "Dan tiadalah kehidupan di dunia ini, Selain dari main main dan sanda gurau belaka" (QS. al anam:32)

Kedua, Dermawan, Sifat kikir dalam jiwa seseorang berangkat dari ego yang berlebihan. Orang sering memikirkan kepentingan sendiri. Dengan menyadari bahwa di dalam rezeki kita, ada hak orang lain, Dapat menghilangkan sifat kikir yang ada di hati kita.

Ketiga tafaqquh fid diin (memahami agama secara benar). Orang kerap kali merasa tidak bersalah bila dirinya di hinggapi sifat kikir. Karena ia selalu baranggapan bahwa semua rejeki yang di usahakannya adalah hasil dari jerih payahnya. Sedangkan orang lain yang membutuhkan uluran tangannya di anggap tidak mempunyai hak. Ego yang berlebihan ini berangkat dari kurangnya Pemahaman dalam beragama. "dan harta harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta". (Q.S adz dzaariyat: 19).

Keempat. menyadari akibat buruk dari sifat bakhil. Pelaku Bahkil dapat mengundang bencana dan malapetaka bagi kehidupan manusia. Bila sifat bahkil ini melanda masyarakat kita, akan terbuka berbagai kesenjangan dan pergolakan sosial. Lebih dari itu, pelakunya pun di dera oleh hukuman masyarakat, di kucilkan dari kehidupan sosial. Sedangkan dalam agama , Kedudukannya tak lebih dari orang yang mendustakan agama. Alquran mengancamnya sebagai "orang celaka" (Q.S al maun:1.7)

Kelima, Bangga dapat berbuat yang terbaik buat orang orang dhuafa. Dalam kondisi seperti ini, Menurut imam Ghozali, seseorang yang melakukan perbuatan baik itu dengan ria. Tapi tujuannya positif, yaitu hendak menghilangkan kekikiran.
Namun begitu, sifat ingin di puji tidak boleh berkelanjutan. Setalah orang merasa senang memberi bantuan terhadap orang lain, Selanjutnya ia alihkan Ria itu pada sifat ikhlas. "Katakanlah hanya allah saja yang aku sembah dengan mengihklaskan (memurnikan) ketaatan kepadanya" (Q.S azzumar:14)

Mudah mudahan kita di jauhkan dari sifat kikir serta bakhil. dan di jauhkan kita dari rasa tamak dan merasa kurang. Sehingga membuat kita kurang bersyukur.








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar