Sabtu, 12 Desember 2015

Dulu Haram, Kini Halal

Pada suatu ketika di zaman Rasulullah saw. ada seorang pencuri yang hendak bertobat, Dia duduk di majelis Nabi Muhamad SAW, dimana para sahabat berdesak-desakan di Masjid Nabawi.

Suatu ketika Ia menangkap perkataan Nabi Muhamad SAW: "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang haram itu dalam keadaan halal." Sungguh dia tidak memahami maksudnya, apalagi ketika para sahabat mendiskusikan hal tersebut dengan majelis tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh di bawah pencuri merasa tersisihkan.

Akhir malam pun semakin larut, sang pencuri lapar. Keluarlah dia dari masjid demi melupakan rasa laparnya.


Di suatu gang tempat ia berjalan, dia mendapatkan suatu rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak terkunci... Dan timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak.

Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi.

Namu  tiba-tiba timbul bisikan aneh: "Jika kamu tidak mencuri, mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu!" Menjadi berfikirlah dia, maka di putuskan ia hendak memberi tahu/mengingatkan pemiliknya di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah malam.

Dia hendak memberi salam, namun timbul kembali tadi. 

"Hai pemuda! Bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membukanya. Bila engkau mengucap salam akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya apabila engkau masuk diam-diam dan memergok dia, dengan menangkap basahnya."

Ah... Benar juga! Pikirnya

Maka masuklah ia tampa suara. Ruangan itu tampak besar dan luas. Di lihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan - timbul keinginan untuk mencuri lagi, namun ia segera sadar - Tidak, ia tidak boleh mencuri lagi.

Masuklah ia dengan hati-hati, hehh..syukurlah tidak ada pencuri, berarti memang pemilik yang lalai mengunci pintu. Sekarang tinggal memberitahu kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya.

Tiba-tiba terdengar suara mendengkur dari sudut ruang.

"Ah...ternyata ada yang tidur mungkin sang pemilik dan sepertinya seorang perempuan cantik!"

Tampa di sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur. Perasaannya berkecamuk macam-macam yang di dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita, membuat timbul hasrat kotor dalam dirinya.

Begitu besarnya hingga keluar keringat dinginnya, seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang di dadanya. Serta tak disangka ia sudah duduk mematung di samping tempat tidur. 

Tidak, aku yidak boleh melakukan ini, aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidakk!

Segera ia memutar badannya untuk pergi, akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar melalui meja makan tadi. Tiba-tiba terdengar bunyi dalam perutnya...ia lapar. Timbullah suara aneh tadi:

"Bagus hai pemuda yang baik, bagaimana ringankah sekarang perasaanmu? Setelah melawan hawa nafsu birahimu?"

Eh..eh..Alhamdulillah ada rasa bangga dalam hati ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji, pikir sang pemuda. Suara itu berkata: "Maka sepatutnya engkau memperoleh ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah sedikit makanan untuk mengganjal perutmu agar tidak timbul perasaan dan keinginan untuk mencuri lagi!"

Berpikirlah ia merenung sebentar, patutkah ia berbuat begitu?. Hei..tiba-tiba ia tersadar serta berucap dalam hati -engkau tadi yang berbicara dan memberi nasihat kepadaku? Tapi nasihatmu itu telah menjadikan aku menjadi tamu tidak di undang seperti ini. Tidak.... Aku tidak akan mendengarkan nasihatmu, bila engkau Tuhan, tidak akan memberikan nasihat ini. Pasti engkau syaithon...(hening)

"Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku.. Aku harus keluar!"

Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika di hadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan. Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah, setelah itu tampa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak. Ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun  lega, karena tidak ada orang yang memergoki dia melakukan apa yang di sarankan suara aneh tadi.

Sesampai di masjid, ia melihat Nabi SAW sedang berdiri solat. Di sudut ruang ada seseorang sedang mambaca Al Quran dengan khusuk' sambil meneteskan air mata, di sudut-sudut terdapat para sahabat dan kaum shiffah tidur. Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini. Teringat ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.

Tapi... Tidak di dengat bisikan Allah di hatinya, apakah Allah marah kepadaku? Lalu ia menghampiri sudut ruang masjid duduk dekat pintu, dekat orang yang membaca Al Quran. Di tengah lamunannya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci.

Dan mereka semua (di padang mahsyar) akan berkumpul menghadap kehadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong. "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit sekali mereka menjawab: "Seandainya Allah memberikan petunjuk kepada kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh atau kah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri. (QS. 14:21)

Bergetarlah hatinya mendengar perkataan Allah yang di dengarnya, berkatalah ia, "Engkau berbicara kepadakah, ya Allah?" Serasa hatinya, semakin asik ia mendengarkan bacaan suci itu, maka lupalah ia akan laparnya, seger rasanya badannya.

Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu, hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu di hentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seorang wanita dan seorang tua yang langsung menuju tempat nabi Muhamad SAW sedang duduk berzikir, dan wajah mereka itu....wajah wanita tadi!!!??? Timbul gelisah hatinya, apakah tadi ketika ia berada diruangan itu sang wanita berpura-pura tidur dan melihat wajahnya? Ataukah ada orang yang diam-diam melihatnya, mungkin laki-laki tua yang bersamanya adalah orang yang diam-diam memergoki ketika ia keluar dan mengetuk pintu rumah itu? Ahh.. Celaka, celaka.

Namun gemetar tubuhnya, tidak mampu ia menggerakan anggota tubuhnya untuk bersembunyi atau pergi apalagi tampak olehnya pria yang tadi membaca Al Qur'an hendak tidur dan tak lama pun mendengkur. Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi SAW... Celaka, pikirnya panik!

Hampir celentang jatuh ia ketika terdengar suara Nabi Muhamad SAW: "Hai fulan, kemarilah!" Dengan perlahan dan perasaan takut, ia mendekat. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya.

Ia mendengar sang perempuan masih berbicara kepada Nabi SAW, katanya: "Benar ya Rasulullah, saya sangat takut pada saat itu, saya bermimpi rumah saya kemasukan orang yang hendak mencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya. Ketika saya berontak... Ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekelilingnya, ternyata pintu rumah saya terbuka sebagaimana mimpi saya dan ada suara menyeramkan yang membuat saya takut. Maka segera saya menuju rumah paman saya untuk di minta mencarikan suami buat saya, agar kejadian yang di mimpi saya tidak terjadi, bila saya ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui engkau di sini agar memilihkan calon suami untuk saya?"

Nabi SAW memandang kepada pemuda bekas pencuri, lalu berkata: "Hai fulan, karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini, maka aku tawarkan kepadamu, maukah engkau menjadi suaminya?" Terkejut ia mendengar itu, cepat mengangguklah ia.

Dan setelah solat subuh Nabi SAW mengumumkan hal ini dan meminta para sahabat mengumpulkan dana untuk mengadakan pernikahan dan pembayaran mas kawin untuk si pemuda ini.

Setelah pernikahannya, tahulah ia akan arti perkataan Nabi Muhamad SAW,: "Barang siapa meninggalkan sesuatubyang haram karena Allah, maka sesuatu ketika dia akan memperoleh yang haram itu dalam keadaan halal."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar